Minggu, 26 Agustus 2012

Kemunculan Dewi Tulasi


Gambar : Dewi Tulasi
Narada Muni bertanya kepada Tuhan Narayana, "Wahai Bhagavan Yang Mulia! Bagaimana, Tulasi Devi menjadi istri Anda? Darimana dia lahir? Siapa dia dalam kelahiran sebelumnya? Dari keluarga mana asalnya, dan apa austerities dia melakukan ini untuk mendapatkan Anda sebagai suaminya? Anda, yang melampui alam material ini , sumber dari alam semesta itu sendiri, Tuhan Yang Maha Kuasa, Tuhan yang Mahatahu, penyebab dari segala sebab, pelindung dan pemelihara semuanya. Dan bagaimana bisa Tulasi Devi, menjadi pohon untuk Anda? O, Anda yang dapat menyelesaikan semua masalah, berbaik hatilah untuk menghilangkan keraguan dan pertanyaan2 dalam pikiran hamba ini.

Tuhan Narayana kemudian menjelaskanya kepada Rsi Narada Muni sebagai berikut:
 
Manu Daksa Savarni adalah bagian dari perwujudan Dewa Wisnu. Beliau sangat baik, setia kepada Tuhan, dan sangat terkenal karena perbuatan baiknya. Putra Daksa Savarni, Dharma Savarni, juga sangat berbudi luhur. Putra dari Dharma Savarni yang taat ini dipanggil Visnu Savarni, yang mana Beliau adalah seorang Vaisnava besar, yang disebut Raja Savarni. Namun, putra dari Raja Savarni, Vrisadhvaja, adalah seorang pemuja Dewa Siwa yang sangat fanatik. Dewa Siwa tinggal di rumah Vrisadhvaja selama tiga yuga surga (tiga jaman) dan mencintainya lebih dari anaknya sendiri. Vrisadhvaja tidak menghormati Tuhan Narayana, Dewi Laksmi dan semua para Dewa. Dia menghapuskan pemujaan kepada Dewi Laksmi di bulan Bhadra (Agustus, September) dan pemujaan Dewi Saraswati di bulan Magha (Januari, Februari). Ia tidak ikut serta dalam kurban suci dan pemujaan yang dilakukan untuk menghormati Tuhan Visnu (Narayana) dan mengkritik mereka dengan keras.

Para Dewa tidak berani mengutuknya karena takut dengan Dewa Siwa. Namun, Surya, Dewa Matahari, tidak mampu lagi menahan murka-Nya, dan mengutuknya : 
 
"Hai Raja, hanya karena Anda benar-benar pemuja sepenuhnya untuk Dewa Siwa dan hanya kepada Dewa Siwa, dan juga Anda tidak mengakui semua para Dewa , saya nyatakan bahwa mulai sekarang Anda akan kehilangan kekayaan dan kemakmuran!” 
 
Ketika Dewa Siwa mendengar kutukan tersebut, Beliau menjadi sangat marah. Secepatnya mengambil trisulaNya, dan berlari mengejar Surya. Karena takut, dewa matahari pergi dengan ayahnya, Kasyapa Muni, menuju Brahmaloka, planet material tertinggi, dan meminta perlindungan dari Dewa Brahma. Tapi Tuhan Siva mengejar dia di sana. Dewa Brahma, juga takut dengan Dewa Siwa, lalu Beliau mengajak Surya dan Kasyapa Muni ke planet Vaikuntha, atau dunia spiritual yang kekal. Di sana, dengan tenggorokan kering karena kecemasan, mereka berlindung dari Dewa Narayana, Tuhan dari semuaNya. Mereka memberi hormat kepada-Nya dan memuji-Nya berulang-ulang dan akhirnya menjelaskan mengapa mereka begitu khawatir.

Dewa Narayana memberikan rahmat-Nya dan memberikan mereka kekuatan untuk tidak takut. Beliau berkata, 
 
"Hai orang-orang yang penakut", dengan menghibur. 
"Bagaimana kalian bisa ketakutan seperti itu, sementara Aku berada di sini?. Kalau ada yang mengingat-Ku ketika dia dalam keadaan bahaya, di mana pun itu, Aku akan datang kepadanya dengan Cakra Sudarsan di tangan Ku dan melindunginya. Wahai para Dewa.! Aku adalah pencipta, pemelihara dan perusak alam semesta ini. Dalam bentuk Dewa Visnu, Aku sebagai pemelihara; dalam bentuk Dewa Brahma sebagai pencipta, dan dalam bentuk Dewa Siva, sebagai pelebur. Aku adalah Siva, Aku adalah kamu, dan Aku adalah Surya. Aku yang menjalankan berbagai bentuk dan melestarikan semua alam semesta ini. Maka kembalilah ke tempat masing-masing kalian. Kalian tidak perlu takut. Semua akan baik-baik saja."

"Mulai hari ini, kalian tidak perlu takut dari Dewa Siva, Ia adalah tempat berlindung bagi orang yang bhakti, murah hati, dan selalu berpikir untuk melayani dan menyembahNya. Dewa Siva dan Sudarsana cakra Ku cintai lebih dari kehidupan Ku. Dalam keberanian, mereka unggul semuaNya. Dewa Siva sangat mudah untuk dapat menciptakan sepuluh juta Surya dan sepuluh juta Brahma. BagiNya, tidak ada yang mustahil. Dia tidak menyadari akan dunia luar.. Selalu bermeditasi kepadaKu siang dan malam, hatinya terpusat. Dari lima wajahNya, Dia mengulangi mantraKu dengan penuh pengabdian. Dan Dia selalu menyanyikan kemuliaan-Ku siang dan malam, Aku juga selalu memikirkan kesejahteraanNya. Apapun tingkat keadaanya untuk memujaKu, pada tingkat itu Aku berkarunia. Sifat Dewa Siva adalah keberuntungan (auspiciousness)"

Sementara Dewa Narayana berbicara, Dewa Siva tiba. Matanya merah, dan ia duduk di atas tunggangNya banteng sambil menggenggam trisulaNya. Dia turun dengan cepat dan dengan rendah hati memberikan hormat dengan pengabdian rohani kepada Dewa dari Dewi Laksmi, Kepribadian yang Agung dengan tenang.
 
Dewa Narayana, Sri Visnu, sedang duduk di atas takhta-Nya bertatahkan permata. Dia dihiasi dengan mahkota, anting-anting, dan kalungan bunga, dan memegang cakra-Nya. Bentuknya sangat indah, dan kulit-Nya seperti awan hujan segar biru. Setiap pembantu-Nya memiliki empat lengan dan mengipasi Nya dengan empat tangan. Tubuhnya diolesi dengan pasta candana dan Ia mengenakan pakaian kuning. Tuhan Visnu, yang menunjukkan kebaikan kepada hamba-Nya, sedang mengunyah sirih yang telah diberikankan oleh istri-Nya, Dewi Laksmi. Sambil tersenyum, Beliau sedang menonton dan mendengarkankan tarian dan nyanyian dari para Vidyadharis (Widyadari).

Setelah Dewa Siva sembah sujud kepada Dewa Narayana, Dia membungkuk kepada Dewa Brahma. Surya dan Kasyapa Muni memberi hormat kepada Dewa Siva. Lalu Dewa Siva memberi pujian kepada Dewa Visnu, Tuhan dari semuanya, dan mempersilahkan duduk di singgasanaNya. Para pelayan dari Dewa Narayana mulai mengipasi Dewa Siva dengan whisks putih untuk meringankan Dia dari kelelahan dalam perjalanan. Dewa Siva, karena ada hubungan bathin dengan kemuliaan dari Dewa Visnu, kemudian berubah menjadi ceria dan menyembah Kepribadian yang Abadi dengan lima mulutNya.

Dewa Narayana sangat senang. Dengan manis, dan kata-kata yang nectarean, Beliau berkata, 
 
"O Dewa Siva, Anda adalah simbol dari semua kebaikan dan kesejahteraan. Untuk menanyakan kesejahteraan Anda akan sangat bodoh. Aku akan meminta Anda hanya untuk menghormati aturan masyarakat dan metode yang telah ditentukan oleh satu Veda yang menghasilkan buah dari pengabdian dan memberikan kesejahteraan semua, tidak boleh bertanya tentang austerities nya atau kemakmuran material. Karena Anda memimpin pengetahuan, tak ada gunanya untuk menanyakan apakah Anda meningkatkan pengetahuan. Ini akan menjadi sama berguna untuk mengajukan penakluk kematian jika ia bebas dari semua bahaya. Tapi Anda datang ke tempat tinggal Ku karena suatu alasan.. Apakah itu? Apakah Anda menjadi marah karena sesuatu hal? "

"O Dewa Visnu,"! Dewa Siva berkata.
"Raja Vrisadhvaja adalah penyembahKu yang Agung. Dan Dewa Surya telah mengutuknya dan karena itu telah membuat Ku marah. Kasih sayang Ku hanya untuk anak saya, raja Vrisadhvaja. Aku akan membunuh Surya tapi Surya mencari perlindungan kepada Dewa Brahma, dan sekarang keduanya, telah mencari perlindungan kepada Anda. Mereka yang menderita dan berlindung kepada Anda, hanya dengan berbicara tentang Anda atau dengan mengingat Anda, menjadi benar-benar aman dan bebas dari segala bahaya. Mereka, dapat mengatasi kematian dan usia tua. Apa yang harus dikatakan tentang orang yang datang secara pribadi untuk Anda dan berlindung. Ketika orang ingat Anda, bahayanya menghilang. Semua kebaikan datang kepadanya." 
 
"O Dewa penguasa alam semesta. Apa yang akan terjadi dari penyembah Ku yang bodoh, oleh kutukan Surya, dia telah kehilangan kekayaan dan kemakmurannya!? "
 
Tuhan Visnu menjawab, 
 
"O Dewa Siva! Setengah jam telah berlalu di sini didalam Planet Vaikuntha. Pada waktu itu, dua puluh satu yuga surga telah meninggal dunia.. Oleh karena itu, Raja Vrisadhvaja, melalui revolusi waktu tak terhindarkan dan mengerikan, sudah mati. Anaknya , Hamsadhvaja, dalam perjalanan waktu, juga meninggal. Hamsadhvaja melahirkan dua putra yang mulia bernama Dharmadhvaja dan Kusadhvaja. Mereka berdua Vaisnava besar, tetapi, karena kutukan Surya, mereka telah menjadi menderita.. Mereka kehilangan kerajaan, termasuk semua kekayaan dan kemakmuran. Tapi mereka sekarang telah melakukan pemujaan kepada Dewi Laksmi, dan Dewi Laksmi sendiri senang dengan pengabdian mereka. Oleh karena itu, Dia telah setuju untuk turun ke bumi dan berekspansi Dirinya sendiri dengan mengambil kelahiran dari istri kedua raja tersebut. Maka, atas kebaikan hati Dewi Laksmi, Dharmadhvaja dan Kusadhvaja akan menjadi makmur, dan akan menjadi raja yang sangat berkuasa."
 
"O Dewa Siva! penyembah Anda, Vrisadhvaja telah mati, jadi kembalilah ke tempat tinggal Anda. Dewa Brahma, Surya dan Kasyapa Muni kalian juga harus kembali ke alam Anda. " Bhagavan Visnu kemudian pergi dengan istri-Nya ke dalam istanaNya. 
 
Para dewa yang bahagia kembali ke tempat tinggal mereka sendiri, Dewa Siva melanjutkan praktek dari kesederhanaanNya.

Dharmadhvaja dan Kusadhvaja melakukan pertapaan yang keras dalam memuja Dewi Laksmi. Setelah itu, mereka secara terpisah memperoleh berkat yang mereka inginkan. Dengan bantuan Dewi Laksmi, mereka kembali menjadi penguasa bumi. Mereka mendapat keberuntungan yang besar, kerohanian, menikah, dan melahirkan anak. Raja Dharmadhvaja menikah dengan Madhavi. Setelah beberapa waktu, ia menjadi hamil dengan bagian dari inkarnasi Dewi Laksmi. Namun, bayi masih dalam rahim Madhavi selama seratus tahun surga. Hari demi hari cahaya dalam kandungan dewi Madhavi meningkat. Kemudian, pada saat hari baik, ketika ada bulan purnama, pada bulan Kartika, pada hari Jumat, ia melahirkan.

Kasih karunia keberuntungan Dewi Laksmi, diwujudkan melalui seorang bayi. Ada tanda dari bunga padma di kakiNya. Wajahnya tampak seperti bulan dimusim gugur, matanya mirip bunga padma yang mekar, dan bibirnya terlihat seperti buah bimba yang masak. Telapak tangannya dan telapak kakinya kemerahan, pusar nya dalam, dan di atasnya ada tiga lipatan. Tubuhnya indah, hangat di musim dingin dan sejuk di musim panas, sangat mengagumkan untuk disentuh. Dadanya tegas dan pinggangNya tipis, dan cahaya bersinar dari tubuhnya dikelilingi bagaikan sebuah lingkaran. Kulitnya putih, seperti bunga Champaka, dan rambutnya tampak cantik. Karena kecantikannya itu tak tertandingi, maka para bijak atau Rsi memanggilnya Dewi Tulasi.
 
Bila anda menyukai artikel ini, klik tombol 'Like'. Dan bila anda ingin membagikan artikel ini di facebook, klik tombol 'Send' atau tombol 'Share'

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jangan lupa berkomentar nggih semeton :)

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...